selamat datang di arjunaboy.blogspot.com.
pkoknya kalo yang pengen tau tentang cinta gitu, main aja ke sini.
*jangan lupa berkomentar yah, kalo udah selesai baca.. :)
*kalau kamu punya artikel tentang cinta, dan mau di tampilkan di blog ini, kirim saja lewat e-mail ke
diksa_metalmorph
@yahoo.com
*and myBlog is dofollow. so,please comment from you kawan blogger... :)

selamat baca ya lovers.. :)


Kamu mau copy / ambil artikel dari blog ini? boleh saja kok.
asalkan menuliskan sumber nya dari
arjunaboy.blogspot.com. makasih.. :)

Jumat, 04 Maret 2011

Pacaran Beda Agama

Pacaran Beda Agama
“Kak, menurut kakak, pacaran beda agama ituh, salah ngga sih?” Seorang remaja belia berusia 17 tahun menanyakannya ke Helda. Kebetulan Helda bukan expert-nya dalam hal beginian, pada saat ituh Helda alihkan ke kakak yang nemenin Helda. Ada beberapa hal yang Helda dapetin dari wejangannya.
Mungkin ada temen Diksa yang sekarang ngalamin hal yang sama. Sedang naksir seseorang yang berbeda agama? Baru pacaran dengan yang berbeda agama? Atau udah lama pacaran dengan yang beda agama? Nah, bahasan yang Helda bakal paparkan adalah dari sudut pandang Helda yah yang Helda ringkas dari si kakak tersebut.

;)
Pacaran Beda Agama
Sebelumnya temen-temen coba dulu jawab pertanyaan berikut inih:
  1. Mengapa aku bisa menyukai do’i?
  2. Apa sih tujuanku berpacaran dengan dia? Having fun, ‘jalanin aja’ atau sampai ke pelaminan?
  3. Kira-kira apa tujuan si dia berpacaran denganku yah? Having fun, ‘jalanin aja’ atau sampai ke pelaminan?
  4. Bagaimana tanggapan keluarganya?
  5. Bagaimana tanggapan keluargaku?
  6. Apa aku sanggup menerima dan mampu menyikapi perbedaan ini yah?
Setidaknya itulah beberapa pertanyaan yang harus temen-temen ajuin kepada diri sendiri dan bisa juga si do’i.

TUJUAN

Apa sih tujuan kamu berpacaran? Menurut Helda ini adalah poin pentingnya. Kalu sekadar having fun atau sekadar memuaskan hasrat masa muda untuk berpacaran. Itu terserah padamu. Tapi, jangan lupa juga loh untuk pastiin tujuan si dia juga. Kalu dia ternyata berniat serius, gimana?

TANGGAPAN KELUARGA

Gimana tanggapan keluarga kalian? Ngga dipungkiri, ketika kita mulai menjalin hubungan dengan seseorang, itu artinya kita juga harus siap menjalin hubungan dengan keluarganya.
Si gadis 17 tahun yang Helda sebutin di awal bercerita: “Dia udah cerita sama ortunya. Ortunya setuju kalau aku mau masuk ke agamanya dia. Sementara kakak-kakakku juga menentang banget.”
Nah, kamu siap untuk berganti agama jika kalian jadi nanti? Atau mau kawin lari?
Si gadis 17 tahun itu bilang: “Sejujurnya kalau disuruh untuk berganti agama, hati nuraniku berkata ‘ngga’. Aku juga kepikiran, masa aku mau meninggalkan keluargaku yang pastinya lebih lama mengenalku demi seseorang yang baru aku kenal.”

MENYIKAPI PERBEDAAN

Oke lah. Akhirnya, kalian bisa bersama (selamanya) ntah dengan cara kawin lari atau persetujuan keluarga. Namun, tetap dengan keyakinan yang berbeda. Apakah kalian sanggup menerima perbedaan tersebut?
Berikut beberapa hal yang sebaiknya kamu pikirkan:
  1. Menjalin hubungan romantis dengan seseorang yang berbeda agama ituh ibarat “memikul kuk yang tidak seimbang”. Coba bayangkan apakah nyaman jika kita memikul, misal, di sebelah kiri 1 kg sementara di sisi lain 2 kg?
  2. Kalu kata Om @gajahpesing, “Kasihan anaknya harus milih agama.” Oke, walau ortunya seagama, teteup si anak masih punya hak untuk memilih agama. Tapi, mendidik anak dengan satu cara alangkah lebih baiknya, termasuk urusan ibadah.
  3. Sudah siap untuk beribadah masing-masing? Tidak ada perasaan cemburu ketika melihat pasangan lain beribadah bersama-sama?
Khususnya untuk poin ke-3. Pernah nonton film Cin(T)a atau kalu kata Bair ada film ‘3 Hati 2 Dunia 1 Cinta’. Helda belum nonton kedua-duanya sih. Tapi, trailer-nya Cin(T)a, pernah. Nah, Helda inget 2 pemeran tokoh utamanya Cina dan Anisa berdo’a bersama – mencampurkan do’a mereka yang seharusnya berbeda.
Helda pribadi punya satu statement begini:
Toleransi dan kompromi itu berbeda.”
Toleransi ituh menghargai agama dan kepercayaan orang lain. Tapi, tidak akan kompromi – yakni mencampur-adukkan atau melakukan apa yang seharusnya menjadi kebiasaan agama orang lain.
:D
Kaya’nya serius amat yah Helda ngebahasnya. Balik ke tujuan awal kamu berpacaran ituh, serius atau ngga. Itu tergantung pada masing-masing. Namun, ada yang mesti kamu antisipasi:
Cinta itu bertumbuh karena dipupuk. Bisa saja awalnya kamu bilang: “Ah, ngga apa-apa. Ini cuma pacaran. Apa salahnya?” Kita ngga tau pasti apa yang akan terjadi ke depannya. Bisa aja kamu semakin dan semakin cinta. Kalau cinta sudah berbicara, apa mau dikata?

0 komentar:

Posting Komentar

Previous Post Next Post Back to Top
Read more: http://arjunaboy.blogspot.com/
ShoutMix chat widget

Mau punya buku tamu seperti ini?
Klik di sini (Info Blog)
Read more: http://www.gerbangmini.co.cc/2009/10/bikin-buku-tamu-yuk.html#ixzz1FhEd7JK5